Ada yang sangat
menarik ketika saya mengikuti sebuah pelatihan" Wanna be
Trainer "di Bogor kemarin. Qilan Umara...seorang gadis berumur 14
tahun yang menjadi peserta termuda dalam pelatihan itu. Tidak saja cantik Qilan
sangat cerdas dan berbakat. Dia mampu mengikuti semua kegiatan dalam pelatihan
itu bahkan lebih baik dari pada yang lain. Qilan luar biasa...
Saya terharu melihat
remaja seumur Qilan mampu menterjemahkan pikirannya dalam kata-kata lewat
tulisan dan menyampaikannya secara verbal di panggung dengan cara expresive khas remaja.
Cara dia berfikir jauh di atas rata-rata anak
seumurnya. Dia tau apa yang ada pada dirinya, dan sangat tau ke arah mana dia
akan membawanya.
Melihat betapa
hebatnya Qilan saya yakin dia dibesarkan oleh seorang yang luar biasa. Siapakah
yang berhasil membimbing Qilan menemukan passion
nya di usia yang sangat muda? Siapakah yang berhasil memancing Qilan untuk
mengasah passion nya? Siapa dia?
Saya tau bahwa
sumber inspirasi pertama seorang anak adalah
Sang Ibu. Saya harus bertemu dengan ibu Qilan, saya harus mengenalnya...
Akhirnya di jam
makan siang saya bertemu dengan Mama Qilan, Dian namanya. Dia mengaku berumur
50 tahun tapi tampak jauh lebih muda dari usianya. Mbak Dian begitu saya
memanggilnya adalah wanita dengan penampilan yang sederhana. Tapi ketika kita berbicara dengannya kita akan melihat
sorot enerjik dan kecerdasaan dari
tatapan matanya. Saya langsung jatuh hati padanya.
Wanita yang sangat
bersahabat, kami langsung akrab seperti teman lama. Dan karena kami sama-sama
tinggal di Cibubur saya membuat janji
dengan mbak Dian untuk pulang bersama di sore harinya.
Qilan dilahirkan
prematur dengan berat di bawah normal. Dia bahkan tidak menangis dan tidak
bersuara. Pada saat dilahirkan dokter tidak memberikan harapan tentang keadaan
Qilan. Bahkan dokter berkata," Kita selamatkan ibunya."
Suara tangis yang di
tunggu berbulan-bulan tidak terdengar dari bayinya. Lewat sebuah nama Sang ibu
berdoa pada Allah "QILAN
UMARA" ( Pemimpin yang
berkata-kata). Dan Allah izinkan doa itu terkabul, Qilan menjadi seorang anak
yang pandai bicara.
Kalau saya bertemu
Qilan dalam keadaan remaja yang punya passion menjadi seorang Public Speaker
itu adalah karya ibu nya. Sejak kecil Qilan senang tampil di depan,dia
senang berbicara dan bercerita. Ketika
mulai sekolah Qilan senang membawa sesuatu dari rumah dan sesampai di sekolah
dia akan menceritakan tentang benda yang dibawanya di depan kelas.
Sejak itu Mbak Dian
tidak berhenti mencarikan wadah dan inspirasi untuk mengasah apa yang Tuhan
berikan pada diri Qilan. Kecerdasan Mbak Dian membuat Qilan berada di tempat
dia bisa bertumbuh dan berkembang. Bukan hanya Qilan, Mbak Dian pun mengasah,
membuka diri pada ilmu dan wawasan untuk medukung potensi anaknya.
Saya melihat Mbak Dian dengan sabar menunggu
Qilan ikut pelatihan sambil terus menggali ilmu dari setiap orang yang di
jumpainya. Mbak Dian tidak sungkan menyapa siapa saja, dan bertanya banyak hal
ketika dia tertarik pada sesuatu. Dia menjadi radar informasi untuk pertumbuhan
anaknya.
Setiap rehat Qilan
akan menghampirinya, disinilah Mbak Dian memainkan peranan yang lain.Dia
menghujani Qilan dengan kemanjaan-kemanjaan kecil dan memberikan kenyamanan
pada buah hatinya.Seakan memberi hadiah atas segala usaha yang di lakukan
Qilan. Seolah dia sedang berkata "Mari nak, ibu akan dampingi perjalananmu
mencapai bintang yang akan kau raih dan
akan ku hapus setiap lelahmu dengan cinta dan kasih sayangku."
Kalaulah Qilan
tidak di besarkan oleh seorang wanita
seperti Mbak Dian mungkin Qilan tidak pernah tau "Berlian" dalam
dirinya. Mbak Dian lah yang melihat bongkahan berharga itu pada diri Qilan.
Sang ibu yang memberikan jalan agar Qilan mampu mengasah dirinya. Mbak Dian
memanfaatkan peran strategisnya sebagai ibu untuk membentuk potensi dan
karakter Qilan. Lewat Qilan Mbak Dian memperlihatkan existensi nya sebagai perempuan cerdas.
Buat saya ini
pelajaran yang amat berharga. Bertemu Qilan dan Mbak Dian saya menemukan bukti
bahwa Seorang Perempuan mampu berkarya tanpa perlu melangkah jauh dari
kodratnya...#My Lady
No comments:
Post a Comment