Bulan ini aku punya
banyak sekali kegiatan, rasanya dalam satu minggu aku tidak pernah berada di
kota yang sama. Senang luar biasa . Aku bertemu teman-teman baru yang hebat dan
belajar tentang banyak hal. Ada tantangan baru,yang membuatku jadi lebih berenergi
karena bahagia.
Tiga hari kemarin
mungkin adalah puncaknya, berada di Bandar Lampung. Setiap hari rapat dengan
seorang kosultan dari Jakarta sampai larut malam. Pagi-pagisetelah subuh aku
rapat denganbeberapa karyawan. Sepanjang hari bergerak kesana kemari dan otakku
tidak pernah berenti berfikir,aku gunakan seluruh rasa yang ada untuk medeteksi
keadaan agar tidak salah memebuat keputusan. Asyik, asyik, asyik ,aku senang
dengan kesibukan,aku suka ketika harus menjawab tatangan semua ini membuat
hidupku jadi lebih hidup.
Tapi satu hal yang
menggangguku aku terlalu sering berada diluar rumah . Ada perasaan bersalah
pada suami, maduku, dan anak-anak * wooops .... Ya kami keluarga poligami yang
tinggal satu rumah. Walaupun kepergianku tidak membuat urusan rumah jadi
berantakan, tapi aku mulai merasa tidak nyaman terus jauh dari keluarga. Aku
takut ruh-ruh kami sekeluarga jadi berjauhan karena aku terus sibuk sendiri,
terutama ruhku dengan anak-anak.
Akhirnya setelah
tiga hari di Bandar Lampung aku putuskan untuk cepat kembali ke Jakarta
walaupun awalnya aku berencana untuk tinggal seminggu di sana. Aku rindu
suasana rumah, rindu rutinitasku di rumah, rindu peranan sebagai ibu dan istri.
Maka kepada
temankku secara bercanda aku katakan
bahwa aku ingin menjadi "kucing" , sudah hampir sebulan kesana-kemari
dan menjadi "macan". Aku inginkembali pulang dang mengganti peranku
menjadi seekor "kucing" rumah , hehehe....
Berada di rumah
rupanya sebuah nikmat Allah yang kadang terlupakan. Kali ini Allah buka hatiku untuk bisa
bersyukur dengan nikmat yang satu ini.
Berminggu-minggu aku
terus berusaha menjadi orang pintar yang mampu memecahkan banyak masalah dan
tantangan . Begitu sampai di rumah bertemu dengan suami aku merasa sangat lega
dan nyaman,karena aku tidak perlu pintar dan hebat dihadapannya. Hmmm.... Nikmatnya
jadi istri, cukup diam dan ikut saja apa kata suami ...
Nikmat lain yang
kurasa adalah ketika berjumpa maduku, ambisi ku yang meledak-ledak jadi agak
reda. Aku mulai menata diri menyamakan frekwensi ketenangan yang ada di rumah,
Subhanallah terimakasih Tuhan...di luar sana aku lelah meladeni ambisiku. Di
rumah aku tenaaaang dan tidak dirongrong keinginan untuk menjadi yang terbaik.
Nikmat terakhir
adalah ketika aku meluangkan waktu dengan Sarah salah satu anak kami. Hari itu
aku pergi menemani Sarah melakukan hal-hal yang menyenagkan. Nonton film, beli
buku baru,dan makan siang di tempat favorit kami. Hmm.... Nikmat
luarbiasa...menyalurkan rasa cinta memang selalu membuat kita bahagia.
Alhamdulillah.
Rupanya nikmat
Allah berserakan dimana-mana tetapi
kadang kita tidak melihatnya. Kita sibuk menuntut kebahagiaan, padahal bahagia
itu simple dan sederhana, padahal bahagia itu ada di depan mata kita. Nafsu
kitalah yang menutupinya denganmacam-macam tuntutan, hingga kita lupa
mensyukuri tiap nikmat yang Allah berikan. Yuuuk temukan nikmat Allah yang
berserakan di rumah kita....dan jangan lupa mensyukurinya :D
No comments:
Post a Comment